8 Festival Paling Unik di Korea Selatan
Perayaan Paling Unik di Korea Selatan yang Wajib Kamu Tahu
Korea Selatan tidak hanya terkenal dengan K-Pop dan dramanya yang mendunia. Negara ini juga memiliki berbagai festival unik yang mencerminkan budaya, kepercayaan, dan gaya hidup masyarakatnya. Dari festival lumpur yang seru hingga perayaan mentimun yang menyegarkan, semua menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun internasional. Inilah delapan festival paling unik di Korea Selatan yang patut kamu ketahui!
1. Boryeong Mud Festival – Pesta Lumpur yang Mendunia
Festival ini adalah salah satu festival paling terkenal di Korea Selatan. Diadakan setiap musim panas di pantai Daecheon, Boryeong Mud Festival menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia. Awalnya festival ini diselenggarakan untuk mempromosikan produk kosmetik berbahan lumpur Boryeong yang kaya mineral, namun kini menjadi ajang pesta besar-besaran. Ada pertandingan gulat lumpur, seluncuran lumpur, mandi lumpur, bahkan zona kecantikan dengan masker lumpur. Suasana festival sangat meriah dengan konser musik, parade, dan pesta kembang api di malam hari.
Selain keseruan yang ditawarkan, festival ini juga menjadi salah satu upaya branding wilayah yang sukses secara internasional. Banyak influencer dan turis asing yang sengaja datang ke Korea Selatan hanya untuk merasakan festival lumpur yang satu ini. Pemerintah setempat pun turut aktif menyediakan fasilitas lengkap, termasuk area shower bersih, toilet umum, dan makanan halal untuk wisatawan Muslim.
2. Jinju Namgang Yudeung Festival – Festival Lentera yang Magis
Festival lentera ini berasal dari tradisi kuno untuk memperingati Pertempuran Jinju yang bersejarah pada masa invasi Jepang. Ribuan lentera warna-warni menghiasi Sungai Namgang, menciptakan pemandangan malam yang luar biasa indah. Lentera-lentera ini membawa pesan harapan dan kedamaian dari pengunjung yang menuliskannya di atas kertas. Terdapat juga parade lentera raksasa, pertunjukan budaya, dan kembang api yang menyatu sempurna dengan gemerlap cahaya lentera.
Salah satu daya tarik dari festival ini adalah kesempatan bagi pengunjung untuk membuat lentera sendiri dan melepasnya ke sungai. Hal ini memberikan pengalaman spiritual dan emosional, apalagi jika kamu datang bersama keluarga atau pasangan. Nuansa romantis dan damai sangat terasa, menjadikannya sebagai salah satu festival terbaik untuk menyambut musim gugur di Korea.
3. Andong Mask Dance Festival – Tari Topeng Tradisional
Festival tari topeng diadakan setiap tahun di kota Andong dan bertujuan untuk melestarikan kesenian topeng tradisional Korea yang dikenal sebagai “Hahoe Talchum”. Pertunjukan tari ini sarat akan kritik sosial dan cerita rakyat yang sering kali menggambarkan kehidupan rakyat jelata, bangsawan, hingga tokoh religius dengan cara yang lucu dan satir.
Tidak hanya menonton, pengunjung juga bisa berpartisipasi dalam lokakarya membuat topeng, mengikuti parade kostum tradisional, dan mencicipi kuliner khas Andong. Kehadiran delegasi budaya dari berbagai negara seperti Jepang, Indonesia, dan Vietnam juga memperkaya warna festival ini, menjadikannya sebagai ajang pertukaran budaya yang sangat berharga.
4. Hwacheon Sancheoneo Ice Festival – Menangkap Ikan di Sungai Beku
Setiap musim dingin, kota Hwacheon di Provinsi Gangwon berubah menjadi arena bermain es raksasa. Sungai yang membeku dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seru seperti memancing ikan trout, bermain seluncur es, hingga menyusuri jalur pahatan es. Aktivitas yang paling ikonik adalah menangkap ikan dengan tangan kosong melalui lubang-lubang di atas permukaan sungai yang membeku.
Selain menjadi hiburan, festival ini juga memperkenalkan budaya musim dingin Korea kepada dunia. Ada pasar makanan yang menjual ikan trout panggang langsung dari hasil tangkapan, serta area kerajinan tangan, permainan tradisional, dan museum es mini. Hwacheon Sancheoneo Festival telah diakui oleh CNN sebagai salah satu festival musim dingin terbaik di dunia.
5. Bucheon International Fantastic Film Festival (BiFan) – Surga Pecinta Film Aneh
BiFan adalah festival film bergengsi yang fokus pada genre horor, fiksi ilmiah, thriller, dan fantasi. Diadakan setiap bulan Juli, festival ini menjadi magnet bagi para pembuat film independen dan penggemar sinema dari seluruh dunia. Tidak hanya menonton film, pengunjung juga dapat mengikuti seminar, jumpa sineas, hingga workshop perfilman.
BiFan juga menjadi rumah bagi film-film yang tidak lulus sensor di negara lain namun mendapat sambutan hangat di Korea. Festival ini mengusung tema “di luar nalar”, dengan banyak film yang eksperimental dan berani menantang norma sinematik. Bagi kamu pencinta hal-hal nyeleneh dan berani, BiFan adalah tempat yang sempurna untuk eksplorasi visual dan pikiran.
6. Gurye Sansuyu Festival – Pesona Bunga Kuning Emas
Berlangsung setiap awal Maret, Gurye Sansuyu Festival merayakan mekar pertamanya bunga dogwood kuning (sansuyu) yang menandai datangnya musim semi. Lokasi festival yang berada di kaki Gunung Jirisan menambah keindahan alami dari bunga-bunga yang mekar. Desa ini dipenuhi warna kuning keemasan yang menjadi latar Instagramable bagi para pengunjung.
Festival ini juga memiliki program kesehatan tradisional karena sansuyu dikenal memiliki khasiat untuk liver dan stamina tubuh. Kamu bisa mencoba berbagai produk berbahan sansuyu seperti teh, sirup, hingga wine herbal. Suasana desa yang tenang membuat pengalaman ini terasa sangat healing, cocok bagi wisatawan yang ingin mencari ketenangan.
7. Haesindang Penis Park & Festival – Simbol Kesuburan yang Penuh Kontroversi
Terletak di kota Samcheok, Haesindang Park dikenal karena patung-patung penis raksasa yang berjejer menghadap laut. Festival ini berasal dari legenda seorang gadis yang meninggal di laut, dan masyarakat percaya bahwa arwahnya hanya bisa ditenangkan dengan simbol kesuburan. Kini taman ini menjadi destinasi turisme unik dan edukatif mengenai kepercayaan lokal.
Selain pameran patung, ada juga museum seksualitas dan pertunjukan rakyat yang bertema kesuburan. Walaupun terdengar tabu, festival ini justru diperlakukan dengan penuh penghormatan oleh warga setempat. Pendekatan budaya terhadap hal-hal pribadi seperti kesuburan ditampilkan secara artistik dan terbuka, mencerminkan keterbukaan masyarakat Korea terhadap simbolisme spiritual tradisional.
8. Yeoju Ogok Naru Festival – Pesta Panen Lima Biji-Bijian
Festival Ogok Naru adalah perayaan panen yang mengangkat pentingnya lima biji-bijian utama Korea: beras, barley, kacang hitam, kacang merah, dan millet. Festival ini bertujuan menyampaikan nilai ketahanan pangan, kehidupan desa, dan pentingnya pertanian berkelanjutan. Diadakan di kota Yeoju, festival ini sarat akan nuansa tradisional.
Pengunjung bisa melihat langsung proses penggilingan biji, membuat makanan dari hasil panen, hingga mencoba memakai hanbok sambil mengikuti lomba panen simbolis. Anak-anak diajak memahami siklus pertanian melalui permainan edukatif. Festival ini menjadi bentuk edukasi yang menyenangkan serta cara menghubungkan masyarakat modern dengan akarnya di tanah pertanian.
Penutup: Budaya dan Inovasi dalam Festival Korea
Korea Selatan telah membuktikan bahwa festival bisa menjadi lebih dari sekadar hiburan. Lewat ide-ide kreatif dan pelestarian budaya yang kuat, berbagai festival unik ini mampu menarik perhatian dunia, sekaligus mempererat identitas bangsa. Dari budaya pop, sejarah, spiritualitas, hingga pertanian, semua direpresentasikan dalam bentuk yang menyenangkan dan inklusif.
Festival-festival ini juga menjadi sarana penting untuk memperkuat pariwisata domestik dan internasional. Wisatawan tidak hanya diajak melihat, tapi juga ikut merasakan kehidupan masyarakat Korea secara langsung. Jika kamu ingin merencanakan kunjungan ke Korea Selatan, mempertimbangkan waktu festival bisa menjadi cara sempurna untuk menikmati negeri ginseng dari sisi yang lebih autentik.
Tips Mengunjungi Festival di Korea Selatan
- Periksa jadwal dan lokasi festival karena beberapa hanya berlangsung beberapa hari dalam setahun.
- Pesan penginapan lebih awal jika festival berskala besar seperti Boryeong atau Hwacheon.
- Bawa pakaian yang sesuai dengan cuaca dan tema festival, seperti baju renang untuk festival lumpur atau pakaian hangat untuk festival es.
- Jangan ragu untuk ikut serta dalam aktivitas lokal agar pengalaman lebih berkesan.
- Cek apakah ada tiket atau registrasi online sebelum datang, terutama untuk festival film.
FAQ
- Kapan waktu terbaik mengunjungi festival di Korea Selatan?
Musim semi (Maret–Mei) dan musim panas (Juni–Agustus) adalah musim dengan festival terbanyak. - Apakah festival di Korea Selatan ramah turis asing?
Sebagian besar festival menyediakan informasi dalam bahasa Inggris dan fasilitas untuk wisatawan mancanegara. - Berapa biaya masuk ke festival?
Bervariasi. Beberapa gratis, sementara yang lain mengenakan biaya masuk atau tiket untuk aktivitas tertentu.
Tag:
#FestivalKorea #WisataUnik #BudayaKorea #EventKorea #TravelAsia #KoreaSelatan

Posting Komentar